
Wayang kulit, salah satu mahakarya budaya Indonesia yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, menyimpan nilai-nilai moral dan filosofi yang kaya. Di antara tokoh-tokohnya, Pandawa yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa melambangkan kebajikan, keberanian, kecerdasan, serta harmoni keluarga. Sementara itu, kekayon atau gunungan berfungsi sebagai simbol semesta dalam pewayangan, menjadi awal dan akhir dari setiap cerita, serta mencerminkan siklus kehidupan.
Perpustakaan Lentera menghadirkan koleksi tokoh Pandawa dan kekayon maka bukan hanya menjadi pajangan estetik, tetapi juga media pembelajaran yang kaya akan nilai budaya. Perpustakaan dapat menjadikan koleksi ini sebagai jembatan untuk memperkenalkan pengunjung, khususnya generasi muda, kepada cerita-cerita epik Mahabharata dan filosofi di baliknya. Misalnya, nilai kepemimpinan Yudhistira, keberanian Bima, atau kebijaksanaan Arjuna dapat dijadikan inspirasi bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Koleksi tokoh wayang pandawa dan kekayon/gunungan yang terdapat di perpustakaan Lentera dapat diposisikan sebagai upaya literasi budaya. Perpustakaan, yang dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan, dapat memperluas perannya dengan menghadirkan storytelling berbasis budaya lokal. Buku-buku tentang wayang, filosofi kekayon, atau kisah-kisah epik Mahabharata dapat melengkapi koleksi fisik tokoh Pandawa dan kekayon, menciptakan sinergi antara budaya visual dan literasi.
Selain itu, koleksi ini menambah keunikan perpustakaan Lentera sebagai ruang yang tidak hanya menyajikan ilmu modern, tetapi juga menjaga dan melestarikan tradisi. Dengan mengadakan kegiatan seperti diskusi budaya perpustakaan Lentera menjadi lebih hidup dan menarik bagi berbagai kalangan.
Kehadiran koleksi Pandawa dan kekayon menjadikan perpustakaan Lentera sebagai pusat edukasi budaya, tempat di mana pengunjung tidak hanya membaca, tetapi juga memahami dan menghargai akar budaya Nusantara. Dengan demikian, perpustakaan Lentera menjadi simbol harmoni antara tradisi dan modernitas, serta tempat yang memperkuat identitas lokal di tengah arus globalisasi